Rabu, 18 Januari 2012

Mas kenapa kau lakukan itu...

Mahar(ani) mematut dirinya di depan cermin untuk yang ke lima belas kali. Depan, samping kiri, kanan, belakang, semua sudah okeh. Senyuman di setel semanis mungkin. (Buat siapa???)
Rencananya sore ini Mahar untuk pertama kalinya sebagai warga desa Rangkat mau dolan ke kios kripik Sekar Mayang. Bersilaturrahmi sekalian melanjutkan 'misi hati'. Siapa tahu yang belakangan ini sering muncul di layar mimpinya ada di sana. Kan kios kripik Sekar terkenal sebagai 'terminal' warga desa.
Besar sekali harapan Mahar untuk bertemu pemuda yang di impikannya. Bagaimana tidak, siang, malam bahkan subuh pun Mahar masih aja ingat. Kepincut, itu kata yang paling pas!
Kios Sekar benar-benar ramai, tepat seperti dugaan Mahar. Hmmm... semakin berbunga lah hati janda kembang penghuni baru desa Rangkat. Senyuman yang sudah dilatih puluhan kali pun mulai di praktekkan.
"Sore mbak Mahar... duh cerah amat. Pake baju merah, buat siapa tuh?"
Pak RW menyapa Mahar dengan keramahan tingkat kabupaten.
Mahar balas tersenyum, sedikit gugup khawatir Pak RW tahu misinya
"Ah bukan buat siapa-siapa kok Pak RW, cuma kebetulan aja."
"Tapi keliatan jadi makin cantik lho Mbak Mahar, suer takkewer ewer!"
Om Garong tak mau kalah. Dari dalam kios Ajeng melotot. Mahar cuma tersenyum.
"Hadduuuhhhh.... Kok jadi pandang tak jemu nih?"
kali ini giliran Aa Kades yang ngeluarin jurusnya, Mahar lagi-lagi tersenyum.
"Kalau begini terus, bisa rusak matapencarian nih mbak Mahar..."
Ari Jaka protes
"Lho kenapa dik Ari?" Mahar kebingungan.
"Pengennya deket mbak Mahar terus, males kerja."
kembali Mahar tersenyum. Matanya mulai melirik sekeliling kios.
Di luar sudah pasti gak ada. Mahar masuk ke dalam, beli kripik dengan misi tersembunyi.
Siapa tau orang yang dicari ada di dalam.
"Sekar kripik jengkol rasa cintanya masih ada?" sambil lirik sana sini, gak ada juga.
"Ada mbak Mahar nih tinggal satu bungkus. Buat Mbak Mahar aja,
gratis sebagai kunjungan pertama ke kios Sekar."
Tawaran Sekar tak begitu di dengar Mahar karena kecewa. Pupus harapannya.
tiba-tiba Pak Kades berteriak memanggil seseorang di seberang jalan.
"Niiiiin... Mas Iniiiinnn... buruan kesini. Ada Mbak Mahar nih."
Jantung Mahar rasanya mau copot, berdetak duar..duar..duar..perang berkecamuk.
Inin mendekat, sambil cengar cengir grogi.
Tapi kok......
Hati Mahar tiba-tiba berhenti perang. Kuyup sayup... Lemessssss....
berganti dengan jeritan 'pilu',
"Oalaaaaaahhh.... mas Iniiiinnn.... Kamu kemanakan Kribo mu yang aduhai????
Yang bikin hatiku tak tenang saat ingat kamu maaasssss..???"
"Kamu Rebonding yaaaa???!!!!!!! ........@@@AarRRrgggGGhhhHHH.....!!!!"
 

( tulisan di http://www.kompasiana.com/maharanilubis, tentang warga Rangkat yang Damai :) )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.