Senin, 19 Desember 2011

Durjana memeluk angin...

kau memesraiku dalam gelap, namun juga mencari
romansa lain dalam terangmu
sedangkan aku...
terlalu banyak masalah dalam hidupku yang tak berpelana

sebaiknya aku menyerah,
aku merasa kau lukai dengan sebilah pedang Ksatria
menoreh garis luka dengan gagah berani di asaku
mengukir bayangan hitam bermuka seribu yang menakutiku

aku tahu tak begini maksudmu,
tapi kau tak punya pilihan lain bukan?
hanya jalan ini yang masih bisa menyelamatkanmu
dari angkara yang akan menggulungmu.

cepat atau lambat kau akan pergi. Aku harus segera bergegas.
menyusun kembali puing-puing romansa
yang pernah kita pintal berdua
akan kurajut, agar menjadi selimut penutup ngiluku


Terimakasih, untuk labirin yang pernah kau cipta buatku
saat berada didalamnya, rasanya aku ingin selamanya disana
tersesat dan tak menemukan jalan keluar
tapi aku harus keluar, ada yang memaksaku untuk pergi

pergi darimu, agar kau terlelap dalam tidurmu
dan terbangun dengan asmara yang bergelora
menggetarkan jiwamu, menyalakan gairah bercinta
yang hanya akan menjadi milikmu, selamanya milikmu.


Jalang...

Pergi kau perempuan jalang...!!
Enyah dari ku, dan jangan pernah mencoba untuk kembali. Tak tahu diri! tak pernah kah kau mengaca pada cermin yang akan memantulkan jiwamu? Aku muak melihatmu, bahkan banyanganmu pun mampu menimbulkan rasa mual diperutku. Membuat seluruh isi perutku bergumul, berontak berlomba ingin menghambur menjauhi bayanganmu. Siksa yang kau derita bukan salahku, tak ada sangkut pautnya aku dalam hidupmu dimasa lalu maupun di masa yang akan merenggut nyawaku. Aku benar-benar tak ingin memintal sehelai benangpun denganmu.


Jangan menangis, perempuan jalang!
Tak pernah aku goyah mendengar isakmu. Jangan harap tangismu akan melembutkan kerasnya hatiku yang menyimpan berjuta butiran kebencian. Butiran yang mulai menyatu, membentuk gumpalan benci sebesar raksasa di jiwaku. Tak takutkah kau jika saat gumpalan itu meledak dan kau masih berada di dekatku? Saat itu tiba, aku bisa menjadi apa saja yang mampu merobek mu, membakarmu bahkan mungkin memangsamu. Akan ku koyak-koyak tubuhmu, mencabik-cabik sampai nadimu terputus. Kurampas hatimu yang kotor, cerai berai di cakarku. Akan ku musnahkan kau dan segala penjelmaanmu.


Jalanglah kau dengan segenap jiwamu...
Nikmati saja dosa dan nista yang kau cinta selama hayatmu. Aku akan berdoa untukmu, semoga kau kekal di neraka. Tak akan ada yang menolongmu, kecuali jalangmu pergi meninggalkan hidupmu. Tapi aku memastikan itu tak akan terjadi, karena kau perempuan jalangku! Aku mengenalimu bahkan sampai kedalam aliran darahmu yang kotor dan berbau menjijikkan. Jangan lagi mendekat, sehasta pun aku akan merenggutmu. Sungguht tak pantas aku buatmu, tak layak aku buatmu yang hina.
Hey, lihatlah aku. Pandang mataku yang bersinar cemerlang. Lihat darahku yang menyala, menandakan aku tak jalang sepertimu. Masih jugakah kau merasa pantas bersamaku? 

Jangan bermimpi, perempuan jalangku !