Minggu, 22 Januari 2012

Togog dan Semar


Dia Datang setelah kau pergi.
Kedatangannya sama seperti saat kau datang menghampiriku. Sapanya persis seperti sapamu padaku. hangat dan penuh gelora. Manis.... seputih butiran gula. Bergolak alam maya ku. Dua sisi bertentangan, antara ia dan ingatanku tentang kau. Samakah kau dengan nya?

"Cheri, lagi apa?" sapamu....
"Yunda, sedang apa?" sapanya...

"Mendekatlah Cheri, akan ku cium keningmu dengan setangkai mawar putih"
itu bisikanmu saat aku menjelang mimpi.

"Kemarilah Yunda sayang, berbaring renung kita ke bulan. Kutitipkan satu kecupan dikeningmu"
ini pula bisikannya.

Hatiku nelangsa. Sajak tak mampu menyejukkan. Dingin membekukan darahku. Aku mati. Tak mampu keluar dari asmara Togog dan Semar. Terpedaya anganku atas khayangan yang kau dan ia ciptakan. Semu kah ia seperti semu mu? Dusta kah ia seperti dustamu? aku lelah,

berlari..
berlari..
berlari..

mengejar angin yang kau tiupkan, membawa terbang helai cintaku yang tak bermuara.
Sudahilah, biarkan aku lepas dari semua angkara asmara ciptamu. Biarkan aku menganyam asa dengan untaian benang-benang kenikmatan kelam ku. Ada kau, ada ia. cukuplah hanya dalam anganku saja.